Monday, May 23, 2011

It's named L.I.F.E.

Terlalu banyak orang di masa lalu, kadang transit sebentar lalu pergi… mencari kehidupan mereka sendiri

Bagaimana menghubungkan hati ini kepada mereka, sungguh saya tak pandai dalam hal ini.

Hingga mereka pergi 1 per satu tanpa bekas… tak ada catatan tentang mereka hanya foto-foto lusuh yang terpampang di dinding atau album foto.

Sungguh, ini sangat menyakitkan bagiku. Sepi.

Masa lalu. Detik ini kan menjadi masa lalu.

Masa lalu. Tak kan bisa kuhubungkan hati ini pada mereka..kerna mereka telah lepas, terbang bersama kehidupan mereka yang baru, menemukan orang-orang baru lalu…….. perlahan namaku kan terhapus dari daftar memori mereka. Menyakitkan. Namun aku juga melakukan hal yang sama. Melupakan mereka.
Hingga masing-masing menemukan sesuatu yang dinamakan kesunyian. Sepi. Hampa. Dan kenangan masa lalu itu pun bangkit. Perlahan menitikkan air mata. Mencoba membuka kembali buku harian di sudut ruang. Mencoba mengingat tiap melodi yang dulu dibuat… kadang pedih, kadang terluka, atau bahagia yang membuncah.
Membuka halaman kedua, disana ada daftar nama-nama yang dulu seempat kami namakan dengan kata ‘sahabat’ … namun entah dimana mereka saat ini. Dulu kami sempat bermimpi bersama, dalam angan. Kami membangun harapan bersama… dalam gelap kami bergandengan, saling menguatkan satu sama lain. Di pohon tua dekat kantin sekolah kami menorehkan impian dan berjanji, sepuluh tahun yang akan datang kita akan bertemu di sini dalam pertemuan yang membahagiakan. Ku nikmati masa-masa itu dalam kehidupan di jilid ke duaku, kubukukan, kuceritakan dan kubanggakan. Sungguh ku nikmati masa itu. Hingga akhirnya kami terpisah olah waktu dan impian kami. Mimpi itu yang menyatukan dan sekaligus memisahkan kami. Kami tidak hanya terpisah jarak dan waktu, kami terpisah oleh keegoan masing-masing.

Sahabat itu telah pergi dan hanya akan aku tempatkan dalam daftar memoriku yang jika isi otakku sudah penuh, maka aku harus siap untuk mendelete nya.
Namanya ada disana, di diary bagian ke tiga… cukuup jelas, mungkin lengkap dengan foto kami, foto waktu kami berangkat ke bali bersama atau saat menghadiri ulang tahun yang ke 17 dan 18. Namanya menorehkan bagian terpanjang dalam catatan hidupku. Kekasih pertamaku. Di pojok kelas itu, saat pertama kali dirinya menyatakan cintanya padaku. Di pojok sekolah itu, tempatku biasa menunggu dirinya saat kelas usai. Kadang kami membangun mimpi itu bersama, di 5 tahun yang akan datang ataupun di 20 tahun yang akan datang. Perempuan…perempuan…. Aku adalah perempuan yang tak kan menyesal menikmati sepersekian detik hidupku untuknya. Berlalu…waktu pun berlalu…hingga akhirnya kamipun berpisah.

Kekasih itu pun pergi dan kenangannya telah memenuhi sepersekian bagian dalam hidupku. Dan aku kini bersiap untuk men delete nya pula.
Perpisahan…. Perempuan..perempuan… perempuan ini benci mendengar kata-kata itu…kerna begitu dalamnya perpisahan ini tlah mempengaruhi isi hati dan otakku yang memang jauh dari kata rasional dan logis. Perlahan…tema tulisan dan karyaku hanyalah ‘perpisahan dan ditinggalkan’. Sepertinya aku lebih terbiasa dan bahagia ketika mendengar kata-kata itu.
Lirih-lirih kudengar lagu “ bila mungkin ada luka mencoba tersenyumlah bila mungkin tawa mencoba bersabarlah, kerna air mata tak abadi akan hilang dan berganti…..

No comments:

Post a Comment