Wednesday, August 24, 2011

TETAPLAH LAPAR. TETAPLAH BODOH.

(‘Dalam kubik leadership’)



Berikut adalah sambutan steve jobs, CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studios, dalam sebuah upacara wiuda tanggal 12 Juni 2005.

Saya diberi kehormatan untuk bersama kalian di hari pertama di salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda. Hari ini saya ingin berbagi tiga cerita dalam kehidupan saya.

Cerita pertama adalah mengenai menghubungkan titik-titik. Saya putus kuliah dari Read College setelah enam bulan pertama, namun saya tetap berada di kampus selama 18 bulan berikutnya sebelum saya benar-benar berhenti. Saat itu saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi. Saya belajar tipe tulisan serif dan sanserif, tentang meragamkan jarak antara kombinasi huruf yang berbeda, tentang apa yang membuat para tipografis menjadi hebat. Tidak ada satu pun dari yang saya pelajari itu sepertinya akan bermanfaat dalam kehidupan saya.

Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami merancang computer machintosh pertama, semuanya saya ingat kembali. Hasilnya Mac menjadi computer pertama dengan tipografi yang indah. Andai saya tidak pernah putus kuliah dan kemudian ikut kelas topografi, Mac tidak akan punya beragam tulisan atau huruf yang berjarak secara proporsional. Dan karena Windows hanya meniru Mac, sepertinya tidak ada PC yang akan memiliki tipografi indah.

Tentu saja, tidak mungkin menghubungkan titik-titik itu ke masa depan saat saya masih di kampus. Tapi terlihat sangat sangat jelas jika ditinjau sepuluh tahun kemudian. Jadi kita harus percaya bahwa titi-titik itu suatu saat akan terhubung di masa mendatang. Kita harus percaya pada sesuatu-insting, takdir, kehidupan…….apalah. Pendekatan ini tidak pernah mengecewakan saya, bahkan telah membuat semua perubahan dalam kehidupan saya.

Cerita kehidupan saya adalah mengenai cinta dan kehilangan. Saya merasa beruntung karena saya menemukan apa yang sangat ingin saya lakukan dalam hidup sejak usia yang sangat muda. Woz dan saya memulai Apple di garasi orang tua saya saat saya berumur 20 tahun. Kami bekerja dengan keras, dan dalam 10 tahun Apple telah berkembang dari hanya kami berdua di garasi menjadi sebuah perusahaan senilai 2 miliar dolar dengan lebih dari 4000 pegawai. Kami baru saja meluncurkan karya terbaik kami- Macintosh- setahun yang lalu, dan saya baru saja berusia 30. Kemudian saya dipecat.

Apa yang telah menjadi focus kehidupan saya telah hilang dan itu sangat menyakitkan. Saya benar-benar tidak yahu apa yang harus saya lakukan selama beberapa bulan. Tapi secara perlahan ada sesuatu yang mulai terpikirkan. Saya telah ditolak, namun saya masih mencintai apa yang saya kerjakan. Jadi, saya memutuskan untuk memulai lagi. Saya tidak sadar saat itu, tapi ternyata dipecat dari Apple merupakan hal terbaik yang pernah terjadi dalam diri saya. Beban berat menjadi sukses digantikan dengan perasaan enteng menjadi orang baru lagi. Hal ini membebaskan saya untuk memasuki periode paling kreatif dalam kehidupan saya.

Selama lima tahun berikutnya, saya memulai sebuah perusahaan bernama NeXT dan sebuah perusahaan lain bernama Pixar, yang kini menjadi studio animasi paling sukses di dunia.. Dalam salah satu peristiwa yang luar biasa, Apple membeli NeXT, saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung kehidupan Apple.

Dipecat dari Apple memang sebuah pil pahit buat saya, namun saya piker memang ini diperlukan. Terkadang kehidupan memukul kita dengan sangat keras. Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus bertahan adalah saya mencintai apa yang saya lakukan. Kalian harus menemukan apa yang kalian cintai, dan satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa adalah mencintai apa yang kalian lakuikan.

Cerita saya yang ketiga adalah mengenai kematian. Mengingat bahwa saya akan mati suatu saat nanti adalah hal yang paling penting yang saya temukan untuk menolong saya membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup. Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Para dokter memberitahu saya bahwa hamper dipastikan ini jenis kanker yang tidak dapat disembuhkan, dan harapan hidup saya hanya enam bulan lagi. Tapi kemudian saya menjalani operasi dan baik-baik saja hingga sat ini. Itu adalah saat terdekat saya menghadapi kematian, dan saya berharap hanya itulah hingga beberapa dekade mendatang.

Karena sudah melalui tahapan ini, saya bisa lebih yakin mengatakan bahwa kematian adalah sebuah konsep yang berguna dan murni intelektual. Kematian adalah agen perubahan kehidupan. Ia memberikan jalan untuk yang baru dengan menyingkirkan yang lama. Kali ini yang baru adalah kalian, namun suatu hari tidak lama dari sekarang, kalian akan menjadi tua dan tersingkirkan. Waktu kalian terbatas, jadi jangan menghabiskan hidup dengan hidup dalam kehidupan orang lain. Jangan diperangkap oleh dogma. Jangan biarkan opini orang lain mengaburkan suara hati kalian. Dan yang terpenting, milikilah keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisimu.

Ketika saya masih muda, ada terbitan luar biasa yang bernama catalog seluh dunia, seperti Google dalam bentuk buku 35 tahun sebelum Google muncul. Buku itu dilengkapi dengan alat bantu yang keren dan catatan yang bagus. Pada halam belakang edisi terakhir mereka, ada sebuah foto mengenai jalan perkampungan waktu dini hari, jalan yang mungkin akan kalian ikuti jika suka berpetualang. Di bawahnya ada kata-kata ‘Tetaplah lapar. Tetaplah bodoh’. Itu adalah pesan perpisahan mereka sebelum mereka pergi. Dan saya selalu berharap hal itu untuk diri saya sendiri. Dan sekarang, kalian para lulusan baru, saya mengharapkan itu untuk kalian,

Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh.

Orang Lapar adalah orang yang paling mampu mensyukuri arti sesuap nasi. Orang lapar tahan banting. Orang lapar akan berusaha dengan segenap kemampuannya meraih kehidupan yang lebih baik.

Orang bodoh tidak punya prasangka. Orang bodoh terbuka terhadap hal-hal baru. Orang yang senantiasa merasa dirinya bodoh tidak akan pernah berhenti untuk belajar.

Tetaplah Bodoh. Tetaplah Lapar.

Friday, August 19, 2011

Last in Love...



Harapan saya tidak muluk-muluk...
*tangan di dagu, sembari membayangkan sepersekian detik


sebuket mawar dan surat cinta setiap pekan atau memberikan kejutan di gang sebelah rumah? persis adegan drama enam tahun silam...
ahhhh,,,sepertinya terlalu berlebihan untuk makhluk seumuran kami hehe:p, saya tau orang di samping saya ini tidak pintar menulis, apalagi membuat kejutan


membuat film dan meletakkannya di pojok rumah yuk yah yang membuat seantero kos kaget,,
tersipu ketika saya teringat kejadian itu.
hmmm... saya sangat yakin, makhluk manis di samping saya ini tak punya banyak waktu tuk melakukan hal remeh temeh yang lebih mirip film unyu-unyu ketimbang reality show


menutup lembaran diary dan saya sadar seberapapun kekuaranganmu, setidakmampunya dirimu tuk membuat drama-drama indah bak film korea, kamu, yah kamu! makhluk manis di samping saya, 'kepadamulah tempat saya berpulang pada akhirnya nanti'.






Ps. Ketika cinta tidak tahu bagaimana caranya memberi dan menerima tanpa syarat, itu bukan cinta, melainkan sebuah transaksi. (Emma Goldman)





.......


Tuhan, bagaimana kabarMu hari ini? 'aku sangat yakin Engkau baik-baik saja'

sejenak kuperhatikan bayangku di depan cermin.
kenapa terlihat kontras sekali?
ada sesosok jasmani yang sumringah di sana, tersenyum simpul dengan dua mata bulatnya.
namun,,,,


sekian tahun aku berkutat dengan kekontrasan itu
hanya ada namun serta kegundahan dibalik setiap derik tanya


inikah 'aku' yang aku inginkan?
ragu dengan kuasaNya, terpaku pada sudut pandang redup.


Hingga di satu malam aku mendapati sebuah tulisan sederhana di kopimanistanpagula, sepahit apapun itu, selalu ada manis di sana, jika yang membedakan antara aku dan diriku hanyalah sudut pandang tentang hidup. karya sederhana dari dia, seseorang yang memberiku chicken soup di penghujung kisah kami.


Dan sekarang, jika Engkau menanyakan hal yang sama pada bait awal sastraku ini... 'hai, bagaimana kabarmu hari ini?'
sangat yakin, dengan lantang aku kan menjawab, " Tuhan, aku akan baik-baik saja, hari ini, esok dan......





Inspiring from kopimanistanpagula



Saturday, August 13, 2011

'Maka Nikmat Tuhan Kamu yang Manakah yang Kamu Dustakan'






Ya Rahman…
Di satu pagi nanti, keyakinan itu kan segera terwujud
Hamba yakin, hamba kan terbangun dengan tidak merasakan nyeri di seluruh sendi
Berjalan lebih cepat seperti biasanya, mengenakan baju kerja dan tas punggung seperti dahulu kala

Ya Rakhim…
Di satu pagi nanti, sakit itu tak kan pernah terasa lagi sampai hamba menasbihkan ayat sucimu di penghujung nafasku
Hamba yakin, segala peluh ini kan terbayar dengan pengalaman hidup yang kan Engkau berikan padaku satu saat nanti
Menikmati dunia baru, berpijak di ranah baru dengan tubuh dan jiwa yang baru

Ya Fattah…….
Di satu pagi nanti, tabirmu kan terbuka dan hamba kan dapat melihat ini dengan benderang
Hamba yakin, pada akhirnya semua ini kan memberikan kesadaran baru, bahwa
‘Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?’
Sehat, terbangun dari tidur, melihat mentari di ujung perjalanan dan segala semesta adalah nikmat yang tak terperi

As Sami’
Engkau yang Maha mendengar, Engkau Yang Maha dari segala Maha
MemujaMu adalah mutlak bagi seluruh penghuni di bawah langitMu
Hanya yakin, Di satu pagi nanti Engkau kan menjawab setiap doa
Hamba menunggunya,, selalu

Asy Syakur
Terima kasih ya karim, terima kasih..
Sekali lagi,,, terima kasih

Wednesday, July 27, 2011

'Carpe diem'



Terlalu banyak orang yang meragukan keputusan ini. How come mil??. I said with them. I did it my Way!
Jika ini bukan yang terbaik...
Jika penyesalan pada akhirnya....



Saya akan menghadapinya!! Face it! I tougher than I think!

Saya yakin dimanapun saya berada nantinya, saya terlahir sebagai perempuan kuat.

'Carpe diem' hmmm....actually, saya tak pernah tau apa yang kan terjadi di esok hari. akankah petualangan baru ataukah kematian yang kan datang menjemput. Saat ini, hari ini, itulah action pertamaku, saya terlanjur meng-enter komputer dalam hidup saya. MENIKAH (tepat terpampang di buku harian bagian muka,ditulis caps lock, Bold, miring hehe :p). Dan saya siap dengan tantangan yang akan saya hadapi nantinya.


'Carpe diem' Rebutlah hari ini.Raihlah saat ini.

Saturday, July 23, 2011

Kembali Kalut

Hffffffffftttttttttttt...........

Sedang kalut. Ya saya memang sedang kalut.

I Shall overcome. but How??
Saya tak ingin menemuinya. pun menghubungi. pun,,,,

Saya yakin, cara saya tuk mencintai seseorang lah yang salah.
Sayapku cukup kokoh tuk bisa terbang kemanapun. Dan Saya tak takut tuk melakukannya.

Di jalan Dakwah Aku menikah

Hamba tidak muluk-muluk tuk merengkuh kasihMu Ya Karim.... hanya saja, terlalu dangkal ilmuku tuk bisa meneladani kisah tentang Ummu Sulaim dan aisyah. Aisyah, seorang isteri manja dan kuat cemburu, beliau adalah wanita memiliki naluri keibuan yang kental dalam mengasuh, mendidik serta mengajar ilmu Allah kepada anak saudara dan kanak-kanak di sekitar kediamannya. lalu ummu sulaim, seorang perempuan dengan mahar termulia sepanjang masa dan istri berakhlak istimewa.


Akankah hamba patuh akan janji besar itu. Dan ketika hari itu tiba, doa-doa terlantun, detak jantung berirama kian cepat. Kegembiraankah atau penyesalankah??


Di jalan dakwah aku menikah...



Entah harus dimulai dari mana tuk bisa menjalankan misi suci itu, hamba tlah khilaf Ya Rahman dan berikan kekuatan bagi hamba tuk menjadi generasi mastatho'tum. Meneladani secuil kisah-kisah manusia dewa di zaman kenabianMu.

Thursday, July 21, 2011

Ketika diamMu adalah jawaban nyata bagiku

Tuhan jikalau mimpi itu tidak berarti bagiMu, tolong ajari hamba tuk mengikhlaskannya

Tuhan, jikalau segala upaya pemantasan diri saya ini terlalu dangkal menurutMu, tolong buka pikiranku agar tetap bersyukur atas segala nikmatMu

Lalu Tuhan, jikalau kesadaran saya mulai purna tuk tetap mencintaiMu dalam segala daya… inilah akhir hidupku.

Monday, July 18, 2011

Perempuan Dewasa itu?


Saya ingin menjadi perempuan dewasa. Saya ingin memahami bagaimana seorang lelaki berfikir, apa yang diyakini serta kebutuhan-kebutuhan primer bagi mereka.

Saya ingin menjadi perempuan dewasa. Menjadi ibu, memahami pola pikir serta perasaan mereka. Anakku.

Saya ingin menjadi perempuan dewasa. Setia terhadap ilmu dan karya.

Thursday, June 9, 2011

"Tak Kan Pernah Ada Koma Untukmu"


Berdiskusi dengan hati..

Tak ada yang istimewa di sore ini, selain kamu.
Saya mungkin tidak terlalu paham dengan cinta dan baru saja mengenalnya.

Yang saya tahu, ini sesuatu yang dewasa, sesuatu yang tidak berada di area abu-abu. Sesuatu yang beda, yang tak bisa terpecahkan dengan nalar.

Yang saya tahu, kedua malaikat di rumahku menyukaimu beserta dayang-dayangnya. Sangat menyukaimu. Hingga ketika ingin menghilang dan mundur mereka kan siap menerkamku kapan saja seraya berteriak, Pertahankan dia!!!!
Berpuluh kesatria siap memburu, namun kamulah yang terpilih bagi mereka.
Mengapa mesti kamu?? Mengapa bukan orang yang bertahun sudah saya kenal?
Kembali berdiskusi dalam hati….

Hingga saya sadar, kamu bukanlah yang sempurna untukku. kamu itu satu paket. Tidak sekedar yang saya inginkan, namun juga yang benar-benar saya butuhkan. Titik. Dan berharap tak kan pernah ada koma.

Friday, June 3, 2011

Berdamai dengan Diri Sendiri

‘Menulis’… ini adalah sebuah win win solution yang damai untuk sebuah komunikasi ^_^ kerna bertutur kata dengan baik bukanlah keahlianku.

Hmm… barang kali klo uda banyak, bisa dijilid seperti tulisan-tulisanku yang lain.

Beberapa hari yang lalu saya mendapati sebuah blog mengesankan, “cinta dalam sepotong roti seret” kurang lebih isinya seperti ini :
Setiap kali ada pertanyaan bahwa “ apakah kamu yakin dia adalah pasangan yang tepat?”

Tidak pernah mereka menjawab tanpa adanya koma, dengan titik di awal kalimat atau gumaman “ummmm….”

Kata si wanita : Buat saya dia itu selalu kurang factor X
Kata si pria : buat saya dia itu manusia yang terlalu banyak factor x
Cinta mereka mungkin cinta dalam sepotong roti seret di warung kantin sebelah. Untuk orang yang susah bangun pagi seperti mereka, seseret apapun roti itulah yang menyelamatkan perut mereka di pagi hari. Dia memang tidak sempurna, tapi penting.

Barangkali apa yang dikatakan mereka, sama seperti diriku.Seorang sahabat berkata, Bukankah kamu seorang yang workaholic, ga mau diem, pagi kuliah siang kerja sore berorganisasi, pengen kerja di sini, membangun karir di sana bla…bla..bla… mengapa memilihnya?

“saya tidak tau, saya hanya merasa dia penting”

Di rumah,, berprofesi menjadi ibu rumah tangga, terkungkum dalam kotak 8x16, melakukan rutinitas yang sama dan membosankan setiap pagi, menunggunya pulang ke rumah sambil (ngepel, nyapu, nyetrika,dll) tidak bertemu siapapun kecuali dia ketika larut malam, dengan setiap hari harus mengerti kondisinya yang sibuk bekerja, bertemu kolega dll…dan harus bersikap ramah ketika dia datang..klo ga, dosa! kewajibanmu kan melayaninya. Titik. Harus patuh. Titik. *ahh…. barangkali terlalu berlebihan pikiran2 melankolisku di pagi ini!!!!


Do u think this is the best choice for your short life? (sebuah pertanyaan yang menohok he :p)

Saya terdiam membisu,, sambil berlalu…. *tak kusadari tetesan air menetes di pipi

Kadang tersirat perasaan perasaan itu kembali, namun cepat2 aku menguburnya.
Ini sudah setengah jalan,dia sudah penting dalam diriku.. bak tocsic yang ketika aku tidak meminumnya kucing tetangga sebelah rumah akan mati hehe :p (ga nyambung bow)

Ketika satu pagi terbangun dan mendapati sederet mapping life di hadapanku.. cepat2 kulipat agar dia tak terlihat.

Apakah ini yang terbaik untukku, apakah penting itu sama dengan ingin dan butuh. Titik.

Saya tak membutuhkan jawaban, kerna saya takut pikiran2 kalap akan membuatnya berbalik arah.

Lalu entah mengapa sampai detik ini impian tuk membangun karir di perusahaan minyak sekalibur internasional itu tetap ada. Di sini. In the deepest of my soul.


*Disadari ataupun tidak wanita butuh berkarya untuk dirinya, ini barangkali sudah menjadi sebuah kebutuhan psikologis bagi mereka. Meng-up grade diri. Berbenah diri. Kami tidak hidup di zaman nabi. Kami butuh wawasan guna mendidik anak anak kami di jaman multidimensi… di peradaban yang tak cukup hanya dengan satu ilmu kami bisa menjadi seorang istri sekaligus ibu yang super power.


4 Juni 2011

Monday, May 23, 2011

To My Edelweis


From : The deepest heart
To : My Edelweiss
Subject : Finally, hufttt… I found u




Mendaki puncak semeru, membekaskan selaksa perjuangan yang tak terperi. Memetik sekuntum edelweiss disana sebagai tanda. Tanda bahwa sang edelweiss itu benar-benar ada, hadir dan bukanlah halusinasiku belaka.

Barangkali perjuangan tuk mendapatkanmu adalah perjuangan termasygul dalam hidupku, kerna tlah kugadaikan mimpi dan cita itu dengan takdir tuhan yang dinamakan dengan jodoh. Yaah,, jodoh. Sederet mapping life itu tlah kubungkus rapi dalam kotak tak bernyawa, agar ia tak kembali menghantuiku. Impian yang tlah kubangun berpuluh tahun biarlah menjadi gerbong usang yang tlah menghubungkan masa lalu dengan masa depanku. Yang kuikhlaskan sirna ditelan masa. Tuhan mendesain segala cara buatku tuk menemukanmu. Alam mengamini pertemuan ini. Dalam cara yang begitu agung. Hingga gemericik tetesan Kristal dari langit yang mengikuti kehadiranmu, aku merasakannya.

Sukamu adalah sukaku dan manakala pekat menghadiri langkahmu maka itu adalah segala tangis pekatku. Agar engkau mengerti lalu kita memahami jika kebersamaan ini ada dalam dua dunia dan memberikan napak tilas baru tuk menyusuri segala tantangan dalam samudra kehidupan.
Berikan nasihat padaku dengan cara yang ahsan, kerna sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Jika kamu meluruskannya patahlah tulang itu, dan apabila engkau mendiamkannya, tulang itu tetap bengkok.
Padamu kutitip cinta, cinta yang menyadarkanku bahwa inilah hidup. Inilah hidup dan inilah jalan terbaik yang memang harus kujalani.

Mudah-mudahan titian suci ini dapat mengantarkan kita tuk meraih janahNya ^_^

P.S. I love my edelweiss ^_^

Krisan VS Edelweis

#Side 1

Ini adalah tahun ke dua setelah aku bertemu dengannya…
Perasaan itu masih tetap sama, pun senyum tulusnya. Namanya berada di sini, di sebuah tempat yang sangat jauh. Di dalam hatiku.
Bagaimanakah aku dapat mengkiaskan semua ini ketika waktu dan takdir belum berpihak padaku

Aku tak lelah tuk mengatakan bahwa aku ingin menjadi ibu dari anak-anaknya dan merengkuh kasihnya dalam dua dunia, bersama-sama menikmati indahnya surga.
kawan, dalam sepertiga malam aku berkelana memadu kasih denganNya, bercerita bahwa aku mencintai seorang yang salih, yang kadang aku bertemu dengannya di sebuah surau…
ya, di surau tempat dia mengagungkan namaNya dan mentasbihkan ayat-ayat kenabian.
Namun, sekali lagi, bagaimanakah aku dapat mengkiaskan semua ini …’seorang yang cerdas lagi salih dengan kepribadian yang kuat’
Tatapannya memberikan nafas baru bagiku saat aku letih akan dunia
aku dapat mengenalinya diantara ribuan manusia yang berjubel dalam siang yang begitu terik…..yah, karena mata hatiku yang kan berbicara. Jantung ini sudah berdetak dengan hebatnya ketika dia masih berjalan diantara bahu-bahu kota dan aku sedang termenung di sebuah selasar kampus kita….
dia datang, yah dia datang, kembali lagi ke surau itu. Dan aku hanya tersenyum, kerna hatiku tlah mulai berbicara.

#side 2

Di November 2009 itu…
Bahkan aku tak kan pernah menebak kapan kan jatuh cinta lagi…. Yang pasti sebuket bunga krisan putih di November yang kelabu kan kukenang selamanya. Hatiku tak mampu lagi mengenalinya dalam ribuan orang di sebuah bangunan tua, tempat dia dinobatkan sebagai ‘bachelor degree’… aku tak bisa mengenalinya lagi, sempat aku berkeliling tuk yang kesekian kalinya, mengitari bangunan beratus hektar itu. Namun pandanganku kabur. Mata hatiku tlah mati. Ladang gandum yang indah, seorang ahli ekonom syariah, menapakkan kaki di oxford university, menjelajahi pegunungan semeru &bromo, mimpi-mimpinya itu tlah menghidupkan aku sampai saat ini dan sekarang… samar-samar semuanya tlah kabur, lenyap tertutup kabut dalam puncak semeru di petang ini

Lalu bagaimana aku sekarang!!!

Si sandal jepit celana congkrang penjaga alam surgawi tlah merambah ibukota, mencari makna dibalik cerita. Tak kan lagi kutemui dia diantara bahu-bahu jalan itu, tak kan lagi kukenali jiwanya dalam surau indah tempat dimana dia kan melantunkan ayat-ayat kenabian dan tak kan lagi kutemui dia…
Hingga…
Aku sadar, semua ini hanyalah halusinasi. Dia berjalan dalam takdirnya sendiri, pun aku.

Sebuket bunga krisan itu kini kuletakkan diatas pusara hatiku, pertanda hidup kan terus berlanjut dan aku harus bisa berjalan sendiri diatas takdirku.
Aku menyerah kawan..
Perjalananku berlajut dan kini Aku tengah mencari sekuntum bunga edelweiss.
Kerna dia abadi 

P.S. I love edelweis…..

For him...

Mimpi kita sama…

Lalu mengapa harus saling meniada..

Aq sangat menyukai kepribadiannya, sabar, agamanya baik, cerdas, berjiwa kepemimpinan dan berani menghadapi tantangan hidup.

Selalu ada dalam tiap masa-masa sulitku, mendampingiku agar hatiku tetap kokoh
Dihadapannya aq dapat menjadi diriku sendiri… lepas
Menghilangkan segala keakuanku, luluh dihadapnnya.

Berfikir solutif, fokus dan semangat!!! Itu pesan darinya..
Tapi entah mengapa, aku belum bisa jatuh cinta kepadanya.

It's named L.I.F.E.

Terlalu banyak orang di masa lalu, kadang transit sebentar lalu pergi… mencari kehidupan mereka sendiri

Bagaimana menghubungkan hati ini kepada mereka, sungguh saya tak pandai dalam hal ini.

Hingga mereka pergi 1 per satu tanpa bekas… tak ada catatan tentang mereka hanya foto-foto lusuh yang terpampang di dinding atau album foto.

Sungguh, ini sangat menyakitkan bagiku. Sepi.

Masa lalu. Detik ini kan menjadi masa lalu.

Masa lalu. Tak kan bisa kuhubungkan hati ini pada mereka..kerna mereka telah lepas, terbang bersama kehidupan mereka yang baru, menemukan orang-orang baru lalu…….. perlahan namaku kan terhapus dari daftar memori mereka. Menyakitkan. Namun aku juga melakukan hal yang sama. Melupakan mereka.
Hingga masing-masing menemukan sesuatu yang dinamakan kesunyian. Sepi. Hampa. Dan kenangan masa lalu itu pun bangkit. Perlahan menitikkan air mata. Mencoba membuka kembali buku harian di sudut ruang. Mencoba mengingat tiap melodi yang dulu dibuat… kadang pedih, kadang terluka, atau bahagia yang membuncah.
Membuka halaman kedua, disana ada daftar nama-nama yang dulu seempat kami namakan dengan kata ‘sahabat’ … namun entah dimana mereka saat ini. Dulu kami sempat bermimpi bersama, dalam angan. Kami membangun harapan bersama… dalam gelap kami bergandengan, saling menguatkan satu sama lain. Di pohon tua dekat kantin sekolah kami menorehkan impian dan berjanji, sepuluh tahun yang akan datang kita akan bertemu di sini dalam pertemuan yang membahagiakan. Ku nikmati masa-masa itu dalam kehidupan di jilid ke duaku, kubukukan, kuceritakan dan kubanggakan. Sungguh ku nikmati masa itu. Hingga akhirnya kami terpisah olah waktu dan impian kami. Mimpi itu yang menyatukan dan sekaligus memisahkan kami. Kami tidak hanya terpisah jarak dan waktu, kami terpisah oleh keegoan masing-masing.

Sahabat itu telah pergi dan hanya akan aku tempatkan dalam daftar memoriku yang jika isi otakku sudah penuh, maka aku harus siap untuk mendelete nya.
Namanya ada disana, di diary bagian ke tiga… cukuup jelas, mungkin lengkap dengan foto kami, foto waktu kami berangkat ke bali bersama atau saat menghadiri ulang tahun yang ke 17 dan 18. Namanya menorehkan bagian terpanjang dalam catatan hidupku. Kekasih pertamaku. Di pojok kelas itu, saat pertama kali dirinya menyatakan cintanya padaku. Di pojok sekolah itu, tempatku biasa menunggu dirinya saat kelas usai. Kadang kami membangun mimpi itu bersama, di 5 tahun yang akan datang ataupun di 20 tahun yang akan datang. Perempuan…perempuan…. Aku adalah perempuan yang tak kan menyesal menikmati sepersekian detik hidupku untuknya. Berlalu…waktu pun berlalu…hingga akhirnya kamipun berpisah.

Kekasih itu pun pergi dan kenangannya telah memenuhi sepersekian bagian dalam hidupku. Dan aku kini bersiap untuk men delete nya pula.
Perpisahan…. Perempuan..perempuan… perempuan ini benci mendengar kata-kata itu…kerna begitu dalamnya perpisahan ini tlah mempengaruhi isi hati dan otakku yang memang jauh dari kata rasional dan logis. Perlahan…tema tulisan dan karyaku hanyalah ‘perpisahan dan ditinggalkan’. Sepertinya aku lebih terbiasa dan bahagia ketika mendengar kata-kata itu.
Lirih-lirih kudengar lagu “ bila mungkin ada luka mencoba tersenyumlah bila mungkin tawa mencoba bersabarlah, kerna air mata tak abadi akan hilang dan berganti…..